Sabtu, 05 November 2011

Dulu sepertinya butuh waktu serharian buat keliling kampung. Sekarang semuanya seperti mengecil. Langkah dewasa gue membuat semuanya terasa menciut. Dulu juga setiap malam takbir, teman-teman malah mengajak untuk main bola di masjid. Bola dari kumpulan plastik yang dibuat bundar, tapi seru. Malam itu jadi ajang lari-larian di masjid. Seolah menjadi hari bebas masjid. Bagaimana tidak, yang biasanya masjid terlintas sakral, kala itu berubah menjadi arena bermain. Menganggu anak-anak lain yang sedang bertakbiran di mic, menggunakan mimbar untuk petak umpet, dan cuma satu yang membuat kita tidak keluar nakalnya, yaitu jika melihat kurung batang yang memang terpajang dekat tempat wudlu.

Takbiran kali ini juga tepat setahun ayah gue pergi dari rumah. Yah, biarlah merasakan puber yang kedua mungkin. Selalu teringat tentang dia yang suka muterin lagu-lagu iwan fals sebelum tidur waktu gue kecil dulu. Kumpulan kaset Iwan fals dulu banyak sekali di rumah, sekarang hilang ga tau kemana. Dengan radio tape sederhana, Iwan Fals setia menemani sebelum tidur gue hampir setiap malamnya. Wajar sekarang gue jadi pribadi yang skeptis dengan negara, karena memang sejak dari dulu sudah dicekoki lagu-lagu berani dari Iwan Fals.

Ada salah satu lagu dari Iwan Fals yang sepertinya dulu ini jadi track favorit ayah gue. Sampe hafal gue karena saking seringnya dia mengulang lagu itu. Judulnya SEMOGA KAU TAK TULI TUHAN.Liriknya mantap.Hingga dewasa sekarang, gue ga pernah bosan denger lagu ini. Berikut liriknya:

Begitu halus tutur katamu
Seolah lagu termerdu
Begitu indah bunga-bungamu
Diatas karya sulam itu

Dengarlah detak jantung
Benihku yang ku tanam dirahim mu
Semua warna yang kita punya,
Segala rasa yang kita bina

Ku harap kesungguhanmu,
Kaitkan jiwa bagai bunga dikarya itu
Ku harap keikhlasanmu,
Sirami benih yang ku tabur ditamanmu
Oh jelas, rakit pagar semakin kuat tak goyah,
Walau diusik unggas


Pintaku pada Tuhan mulia
Jauhkan sifat yang manja
Bentuklah segala warna jiwanya
Diantara lingkup manusia
Diarena yang bau busuknya luka


Bukakan mata pandang dunia
B'ri watak baja padanya
Kalungkan tabah kala derita
Semoga kau tak tuli Tuhan,

Iwan Fals - Semoga Kau tak Tuli Tuhan

Lagu ini seperti doa untuk gue dulu yang masih kecil. Dan gue masih akan kangen ayah setiap denger lagu ini. Dia menyanyi lantang lagu ini di setiap menjelang tidur gue. Setiap lirik seakan harapan untuk dewasa gue kini. Dan gue akan tetap rindu dengan dia.

Terima kasih, kini aku yang harus melempar dadu ini.
Melanjutkan permainan yang setengah jalan.
Maaf jika aku berjalan pelan, tidak seperti doa yang tersirat di lirik itu.